Siapkah Rumah Sakit Anda Menghadapi Strategi Transformasi Digital Kesehatan Indonesia 2024?
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan publik, pemerintah telah menetapkan perubahan strategi transformasi digital kesehatan yang rencananya akan terealisasi pada tahun 2024 mendatang. Dimuat dalam sehatnegeriku.kemkes.go.id, pemerintah mendorong pergeseran fokus manajemen fasilitas kesehatan dari yang semula berorientasi pada pelaporan menjadi pelayanan.
Melalui transformasi digital ini, pemerintah mendorong agar data dan arsip dan layanan kesehatan tidak hanya digunakan sebagai bahan laporan ke atasan saja seperti yang selama ini terjadi. Arsip rumah sakit hanya ditumpuk begitu saja di ruang penyimpanan. Padahal apabila data layanan rumah sakit dapat dioptimalkan dan digunakan sebagai bahan analisis dan pengambilan keputusan baik dalam tingkat manajemen maupun operasional pelayanan kesehatan, rumah sakit berpotensi memberikan layanan kesehatan dengan kualitas yang lebih baik.
Apakah Transformasi Digital di Bidang Kesehatan Diperlukan?
Sektor medis merupakan bidang yang harus senantiasa dihadapkan dengan analisis dan pengambilan keputusan yang tepat. Bukan tanpa alasan, hasil diagnosis dan tindakan pengobatan yang diberikan kepada pasien dapat berdampak positif atau negatif bagi pasien. Apabila diagnosis dan pengobatan yang diberikan sudah sesuai, semakin besar potensi kesembuhan bagi pasien. Sebaliknya kesalahan pengobatan akan berdampak pada penyakit pasien yang tidak kunjung sembuh, atau bahkan dapat mengakibatkan efek samping yang lebih parah.
Dalam setiap melakukan diagnosis dan keputusan pengobatan, dokter harus selalu berpijak pada hasil pemeriksaan dan data pasien. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, melihat kondisi pasien saja tidak cukup. Informasi riwayat kesehatan yang ada di dalam catatan rekam medis juga merupakan sumber informasi yang berharga. Sebenarnya tidak hanya bagi tenaga medis, tetapi juga bagi jajaran manajemen dalam melakukan pengembangan layanan kesehatan.
Permasalahan kurang teroptimalkannya arsip layanan kesehatan memang tidak terlepas dari penumpukan arsip kertas di ruang penyimpanan arsip. Seiring berjalannya waktu, jumlah arsip yang dibuat akan semakin banyak. Hal ini berdampak pada sulitnya mencari arsip yang dibutuhkan. Bahkan kalaupun memungkinkan, pasti akan membutuhkan waktu lama untuk mencarinya dan menemukan informasi yang dibutuhkan. Dampaknya, bukan justru menambah informasi yang dapat digunakan untuk peningkatan layanan namun justru membuat arsip semakin menumpuk dan terbengkalai.
Apa yang Perlu Dipersiapkan Manajemen?
Langkah pemerintah untuk mendorong transformasi digital layanan kesehatan merupakan langkah yang tepat. Semua permasalahan tersebut dapat terselesaikan jika manajemen memutuskan untuk melakukan transformasi digital, khususnya dalam pengelolaan arsip. Arsip digital yang tersimpan dalam sistem penyimpanan rumah sakit dapat dengan mudah dikelola, dicari dan diakses sewaktu-waktu dibutuhkan. Hal ini membuat pengelolaan dan pemanfaatan informasi layanan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Selain itu, transformasi digital juga akan menciptakan integrasi data layanan yang tersimpan dalam satu sistem penyimpanan terpusat. Hal ini memungkinkan proses koordinasi layanan antar unit dapat berjalan dengan lebih efisien dan efektif.
Contoh sederhana bagaimana transformasi digital dapat menjadi solusi untuk pengoptimalan data layanan kesehatan dapat dilihat dari proses diagnosis dan keputusan pengobatan. Dokter dapat mencari data rekam medis pasien dan menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan mudah melalui perangkat digital mereka. Dengan adanya dukungan informasi yang lengkap, diagnosis dan keputusan pengobatan yang diambil dapat lebih akurat.
Untuk mewujudkan kesiapan rumah sakit dalam menghadapi strategi transformasi digital yang akan datang, digitalisasi arsip layanan kesehatan menjadi satu hal yang perlu diprioritaskan. Misalnya dengan menggunakan platform aplikasi berbasis digital seperti Kesia SIMRS. Kesia SIMRS merupakan sistem manajemen rumah sakit yang terintegrasi dan mampu mendukung proses pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Kesia SIMRS didukung dengan fitur dan aplikasi yang lengkap guna terciptanya peningkatan kualitas layanan rumah sakit serta kesiapan dalam menyambut strategi transformasi digital kesehatan pada tahun 2024 mendatang.
Dalam penerapannya, Kesia SIMRS juga dapat dilengkapi dengan berbagai modul opsional yang berperan sebagai bridging atau penghubung dengan aplikasi eksternal. Misalnya untuk dihubungkan dengan aplikasi V-Klaim BPJS, dapat menggunakan bridging Kesia dengan V-Klaim BPJS. Hal ini akan semakin memudahkan transformasi digital fasilitas kesehatan yang terintegrasi dengan berbagai aplikasi kesehatan dari pemerintah.